PENGERTIAN PERTUMBUHAN,PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN
1.
Pengertian Pertumbuhan
Ada beberapa pendapat berbeda dalam
mengartikan pertumbuhan dan perkembangan.
Namun demikian berdasarkan literature yang ada isitilah pertumbuhan
biasanya merujuk untuk menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara
kuantitatif semakin besar/panjang. Sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk
menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek social.
1.1.
Pengertian Pertumbuhan Secara Etimologis
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti
tambah besar atau sempurna.
1.2.
Pengertian Pertumbuhan Secara Termitologis
Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari ada
menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari
sempit menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan juga
merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat,
peredaran waktu tertentu (kartono). Pertumbuhan dinyatakan dalam
perubahanperubahan yang terjadi pada bagian tertentu, tetapi pertumbuhan itu
sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme (Whitherington, 1991 :
156).
Dari pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan individu berupa
fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan
misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang
pada rambut.
1.3.
Menurut Para Ahli
·
Karl
E. Garrison : Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam
bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.
·
Atan
Long
: Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu peringkat ke satu
peringkat yang lain dari masa ke masa.
·
D.S
Wright & Ann Taylor: Pertumbuhan adalah pertambahan dalam
berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani , seperti: ukuran tubuh, tinggi,
berat badan dan lain-lain.
·
Ahmad
Thanthowi
(1993) : pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size)
sebagai akibat adanya perbanyakan sel-sel.
·
A.E.Sinolungan
(1997) : pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, dapat dihitung/diukur
seperti panjang atau berat tubuh.
·
C.P.Chaplin
(2002) :suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian
tubuh/organisme sebagai suatu keseluruhan.
2.
Pengertian Perkembangan
2.1.
Pengertian Perkembangan Secara Etimologis
Perkembangan
berasal dari kata kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik.
2.2.
Pengertian Perkembangan Secara Termitologis
Perkembangan
adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan
psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.
2.3.
Menurut Para Ahli
Perkembangan
merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus
berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok Yussen. 1992). Dengan
demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses
bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang
bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perkembangan
merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari
proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B. Harlock). Dimaksudkan bahwa perkembangan
merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan
seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan
kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu
tersebut.
Perkembangan
mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari
sebelumnya (Kasiram, 1983 : 23), mengandung arti bahwa perkembangan merupakan
perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari
sifat-sifat sebelumnya.
Spikier (1966) mengemukakan dua macam
pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yaitu:
·
Ontogenetik, yang berhubungan dengan
perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa
·
Filogenetik, perkembang dari asal-usul
manusia sampai sekarang ini.
Crow:
Perkembangan adalah perubahan secara kualitatif serta cenderung kearah yang
lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral, dan sosial.
Karl
E. Garrison: Perkembangan adalah hasil dari pada tindakan yang
saling berkaitan antara perkembangan jasmani dan pembelajaran.
Atan
Long:
Perkembangan adalah adanya timbul sifat baru yang berlainan dari sifat awal dan
terus berlaku hingga akhir hayat.
Dari pendapat
para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu
merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari
proses terbentuknya individu sampai akhir hayat dan berlangsung secara terus
menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurap
kemudian setelah kirakira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang
lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan
sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan
lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tersebut
dinamakan dengan perkembangan.
B. TEORI-TEORI
PERKEMBANGAN
a. SIGMEUN
FREUD ( PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL )
1.
Fase Oral (0 – 1 tahun)
Pusat
aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat
mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya
atau benda – benda sekitarnya.
2.
Fase Anal (2 – 3 tahun)
Meliputi
retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatannya pada anus saat BAB, waktu
yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3.
Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4
tahun)
Tertarik
pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila
menghadapi persoalan. Kedekatan anak laki–laki pada ibunya menimbulkan gairah
sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4.
Fase Latent (4 – 5 tahun sampai masa
pubertas)
Masa
tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya.
Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak–anak mencari teman sesuai
jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari
orang dewasa.
5.
Fase Genitalia
Alat
reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa
cinta dengan berbeda jenis kelamin.
b. PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)
Meliputi
kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses informasi,
berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple dan memahami ide
yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan
yang dimiliki anak.
1.
Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun)
Perilaku
anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat
simbolis (berpikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan
operations, awal kemampuan berfikir.
2.
Tahap pra operasional ( 2 – 7 tahun)
Tahap pra
konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan
dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu: transduktif; anak mendasarkan
kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang
bertelur) atau karena ciri–ciri objek tertentu (truk dan mobil sama karena
punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu
mengubah–ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula– mula ia mengelompokkan truk,
sedan dan bus sendiri–sendiri, tapi kemudian mengelompokkan mereka berdasarkan
warnanya, lalu berdasarkan besar–kecilnya, dst.
3.
Tahap intuitif( 4 – 7 tahun)
Pola
pikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian-bagian
tertentu dari objek dan semata–mata didasarkan atas penampakan objek.
4.
Tahap operasional konkrit ( 7 – 12
tahun)
Konversi
menunjukkan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya,
bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan
anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti:
tinggi, besar, kecil, warna, bentuk, dst.
5.
Tahap operasional – formal (mulai usia
12 tahun)
Anak dapat
melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek–objek yang ia pikirkan.
Pola pikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang
berbeda.
c. ERIKSON ( PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL )
Proses perkembangan psikososial
tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas perkembangannya pada
tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada
penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya. Perkembangan Psikososial :
1.
Trust vs. Misstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa
aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan misstrust,
bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan
diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
2.
Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3
tahun)
Organ tubuh
lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan
keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan
sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan
membuat anak bertindak dan berfikir ragu–ragu. Kedua orang tua objek sosial
terdekat dengan anak.
3.
Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)
Bila tahap
sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melakukan
sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah
sikap raguragu, maka ia akan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil
tindakan atas kehendak sendiri.
4.
Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)
Logika anak
sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan
bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu
dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan
muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
5.
Identity vs Role confusion ( mulai 12
tahun)
Anak mulai
dihadapkan pada harapan– harapan kelompoknya dan dorongan yang semakin kuat
untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berpikir bagaimana masa depannya, anak
mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap
ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya.
6.
Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )
Individu sudah
mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan orang lain,
perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu melakukannya akan
mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
7.
Generativy vs self absorbtion ( dewasa
tengah )
Adanya tuntutan
untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan
manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu
berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila
tahaptahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung
dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.
8.
Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa
ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-tindakan
dimasa lalu akan menimbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap
atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
d. KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)
1.
Pra-konvensional
Mulanya ditandai
dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku anak.
Penilaian terhadap perilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh
perilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan
harapan–harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau
benda.
2.
Konvensional
Anak terpaksa
menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut
anak baik atau anak manis.
3.
Purna Konvensional
Anak mulai
mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai
peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih
didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
e. HURLOCK (PERKEMBANGAN EMOSI)
Menurut Hurlock,
masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi bicara ia
sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan
emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman
emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti
rangsangan yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan
sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi
dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan.
C.
ASPEK-ASPEK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Dari porses
perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu :
Ø Aspek
biologis merupakan perkembangan pada fisik individu, contohnya: bertambahnya
berat badan dan tinggi badan yang tentunya dapat kita ukur.
Ø Aspek
kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini merupakan
perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil dari lingkungan sekitar.
salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan soal matematika.
Ø Aspek
psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan,
emosi, dan hubungannya dengan orang lain. Dengan demikian aspek psikososial
merupakan aspek perkembangan individu dengan lingkungan sekitar atau
masyarakat. Dari semua aspek tersebut yaitu aspek biologis (fisik), aspek
kognitif (pemikiran), dan aspek psikososial (hubungan dengan masyarakat)
semuanya saling mempengaruhi sehingga apabila pada suatu aspek mengalami
hambatan maka akan mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya.
Jenis-jenis
Perubahan Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Perubahan-perubahan meliputi
beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan itu dapat dibagi dalam
empat kategori utama, yaitu:
o
Perubahan dalam Ukuran Perubahan dapat
berupa pertambahan ukuran panjang atau tinggi berat badan, diikuti perubahan
organ-organ lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain perubahan volume
otak yang membawa akibat terjadinya perubahan kemampuan.
o
Perubahan
dalam perbandingan Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan operasioanl
antara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Perubahan proposional juga
terjadi pada perkembanagn mental. Perbandingan antara yang rill, yang khayal
dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar.
o
Berubah untuk mengganti hal-hal yang
lama Misalnya, pada bayi terdapat kalenjer buntu yang disebut tymus pada daerah
dada yang sedikit demi sedikit mengalami penyusutan dan akan hilang setelah
dewasa.
o
Berubah untuk memperoleh hal-hal baru
Misalnya dilihat dari segi mental, seseorang akan bertambah perbendaharaan kata
dan bahasanya ketika mengalami pertambahan usia. Nilai dan norma juga semakin
meningkat.
D. PRINSIP-PRINSIP
PERKEMBANGAN
Hurlock (1997:
29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi:
1.
Perkembangan Melibatkan Adanya Perubahan Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan
yang bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungan.
2.
Perkembangan Awal Lebih Kritis dari
Perkembangan Selanjutnya Perkembangan
merupakan proses continue, dimana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu kesalahan ataupun gangguan pada
perkembangan awal akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan berikutnya.
3.
Perkembangan Merupakan Hasil Proses
Kematangan dan Belajar Kematangan
merupakan hasil perkembangan melalui tahapan-tahapan yang kompleks dan saling
terkait dari tahapan-tahapan awal ke tahapan-tahapan selanjutnya. Perkembangan
merupakan hasil belajar mengartikan bahwa perkembangan diperoleh melalui usaha
sadar dan latihan.
E.HUKUM-HUKUM
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Bagi setiap
makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya
terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan
jenisnya. Di samping itu tcrdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan
dengan sifat-sifat individualnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang universal
yang bisa berlaku di mana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa
dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri perkembangan anak-anak,
misalnya anak-anak di Amerika, anak-anak di Asia, dan juga bagi anak-anak di
Indonesia. Itu semua karena ciri dan sifatnya yang universal. Lingkungan dan
latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan
dan perkembangan bangsa itu, dan dengan demikian, akan terjadi atau terbentuk
karakteristik-karakteristik yang menjadi pola khusus bangsa yang bersangkutan.
Di antara pola-pola khusus itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat
perbedaan-perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan lebih jelas apabila
dibandingkan secara keseluruhan pribadi bangsa-bangsa itu.
Berdasarkan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan itulah diperoleh kecenderungan- kecenderungan umum dalam
pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum- hukum
pertumbuhan dan perkembangan. Hukumhukum perkembangan itu antara lain:
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum
ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik
dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu
daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal,
yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan
alat-alat pada kepala yang lebih "matang" daripada bagian-bagian
tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada
anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun
anakanak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil
dan makin lama perbandingan ini semakin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum
Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut
hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat
tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan
lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu
saja karena alatalat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital
daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa
melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak,
akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa
berakibat fatal. Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu
faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur
dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan,
anggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama
antara satu dengan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjarkelenjar kelamin,
yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja.
a. Perkembangan
Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi
perkembangan yang dimulai dari hal-hal
yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Terjadi proses
diferensiasi seperti yang dikemukakan oleh Werner. Anak akan lebih dulu mampu
menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru kemudian menggerakkan
jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya umum ke
khusus.
b. Perkembangan
Berlangsung dalam TahapanTahapan Perkembangan Pada setiap masa perkembangan
terdapat ciriciri perkembangan yang berbeda dalam setiap fase perkembangan.
Sebenarnya ciri-ciri perkembangan sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya,
hanya saja terjadi dominasi pada cirri-ciri yang baru. Namun demikian ada
aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, hal ini
disebut fiksasi.
3. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Setiap tahap
perkembangan perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat. Akan tetapi
menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula. Yang
ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak.
Dalam praktik,
sering terlihat dua hal sebagai petunjuk
keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a.
Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari
patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu.
b.
Jika perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan
anak-anak yang lain pada masa perkembangan yang sama.
3.
Pengertian Kematangan
3.1.
Pengertian Kematangan Secara Etimologis
Kematangan
berasal dari kata matang yang berarti masak.
3.2.
Pengertian Kematangan Secara Termitologis
Kematangan adalah
perubahan yang relative permanen, terjadi karena hasil proses biologis,
terlepas dari factor lingkungan yang mempengaruhinya,perubahan yang tidak
direncanakan dan terjadi pada setiap orang.
3.3.
Menurut Para Ahli
·
Davidoff (1988) : menunjukkan pada munculnya
pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan
susunan syaraf.
·
C.P.Chaplin (2002) : proses mencapai
kemasakan/usia masak yang dianggap berasal dari keturunan.
PERSAMAAN
DAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
·
Persamaan: Keduanya merupakan proses
perubahan progresif. Maksudnya berjalan secara bersamaan. Dan bersifat maju,
meningkat dan menjadi lebih baik.
·
Perbedaannya:
ü
Sifat perubahan: Pada pertumbuhan
perubahan bersifat kuantitatif sedangkan pada
perkembangan perubahan bersifat kualitatif fungsional.
ü
Aspek yang berubah: Pada pertumbuhan
yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan pada perkembangan aspek yang
berubah adalah aspek fisik dan psikis.
HUBUNGAN
ANTARA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ü Perkembangan
tidak terpisahkan dari pertumbuhan
ü
Perkembangan terjadi bersamaan atau setelah terjadinya proses pertumbuhan.
ü
Perkembangan terjadi dengan baik jika didukung oleh pertumbuhan yang normal
Perbedaan dn persamaan Pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan
perkembangan
|
pertumbuhan
|
kematangan
|
Sepanjang
hayat
|
Memiliki titik
akhir
|
Biologis
|
Kuantitatif
& kualitatif
|
kuantitatif
|
Kuantitatif
|
Interaksi
antara ketiganya
|
Tidak
direncanakan
|
Tidak
direncanakan
|
Memiliki titik
optimum
|
Memiliki titik
maksimum
|
Menghilang
setelah waktu periode
|
Maka
dapat kita simpulkan bahwa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan
terletak pada sifat yang berlangsung pada kedua proses tersebut dalam hal ini
oertumbuhan bersifat kuantitatif sedangkan perkembangan merupakan proses yang
lebih kompleks meliputi kuantitatif dan kualiatatif. Serta dapat kita tarik
kesimpulan bahwa pertumbuhan merupak salah satu bagian dari proses
perkembangan, karena proses pertumbuhan individu mengikuti proses perkembangan
yang bersifat kualitatif.
Kematangan
seseorang meruapakan salah satu bagian dari proses perkembangan individu,
perkembangan akan senantiasa diikuti oleh kematangan secara bertahap dan
menjadi kompleksitas dalam proses pematangan itu sendiri.
Jadi
intinya pertumbuhan,perkembangan dan kematangan itu akan berjalan beriringan.
Sumber
:
Jurnal-m-syamsussabri-e1a0120222.pdf,PERKEMB._PESERTA_DDIK.pdf
No comments:
Post a Comment