Monday, 10 April 2017

PENGERTIAN PERTUMBUHAN,PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN


PENGERTIAN PERTUMBUHAN,PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN

1. Pengertian Pertumbuhan
Ada beberapa pendapat berbeda dalam mengartikan pertumbuhan dan perkembangan.  Namun demikian berdasarkan literature yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk untuk menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif semakin besar/panjang. Sedangkan istilah  perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek social.
1.1. Pengertian Pertumbuhan Secara Etimologis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna.
1.2. Pengertian Pertumbuhan Secara Termitologis
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari  ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, peredaran waktu tertentu (kartono). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahanperubahan yang terjadi pada bagian tertentu, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme (Whitherington, 1991 : 156).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan individu berupa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.
1.3. Menurut Para Ahli
·         Karl E. Garrison : Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.
·         Atan Long : Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu peringkat ke satu peringkat yang lain dari masa ke masa.
·         D.S Wright & Ann Taylor: Pertumbuhan adalah pertambahan dalam berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani , seperti: ukuran tubuh, tinggi, berat badan dan lain-lain.
·         Ahmad Thanthowi (1993) : pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat adanya perbanyakan sel-sel.
·         A.E.Sinolungan (1997) : pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, dapat dihitung/diukur seperti panjang atau berat tubuh.
·         C.P.Chaplin (2002) :suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian tubuh/organisme sebagai suatu keseluruhan.
2. Pengertian Perkembangan
2.1. Pengertian Perkembangan Secara Etimologis
Perkembangan berasal dari kata kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik.
2.2. Pengertian Perkembangan Secara Termitologis
Perkembangan adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.
2.3. Menurut Para Ahli
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B. Harlock). Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut.
Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari sebelumnya (Kasiram, 1983 : 23), mengandung arti bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.
            Spikier (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yaitu:
·         Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa
·         Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang ini. 
Crow: Perkembangan adalah perubahan secara kualitatif serta cenderung kearah yang lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral, dan sosial.
Karl E. Garrison: Perkembangan adalah hasil dari pada tindakan yang saling berkaitan antara perkembangan jasmani dan pembelajaran.
Atan Long: Perkembangan adalah adanya timbul sifat baru yang berlainan dari sifat awal dan terus berlaku hingga akhir hayat.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai akhir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurap kemudian setelah kirakira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tersebut dinamakan dengan perkembangan.
B. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
a.       SIGMEUN FREUD ( PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL )
1.      Fase Oral (0 – 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda – benda sekitarnya.
2.      Fase Anal (2 – 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatannya pada anus saat BAB, waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab. 
3.      Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila menghadapi persoalan. Kedekatan anak laki–laki pada ibunya menimbulkan gairah sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.


4.      Fase Latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas)
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak–anak mencari teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari orang dewasa.
5.       Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin.
b.  PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang dimiliki anak.
1.      Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun)
Perilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis (berpikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal kemampuan berfikir.
2.      Tahap pra operasional ( 2 – 7 tahun)
Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu: transduktif; anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri–ciri objek tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu mengubah–ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula– mula ia mengelompokkan truk, sedan dan bus sendiri–sendiri, tapi kemudian mengelompokkan mereka berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan besar–kecilnya, dst.
3.      Tahap intuitif( 4 – 7 tahun)
Pola pikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian-bagian tertentu dari objek dan semata–mata didasarkan atas penampakan objek.
4.      Tahap operasional konkrit ( 7 – 12 tahun)
Konversi menunjukkan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti: tinggi, besar, kecil, warna, bentuk, dst.
5.      Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek–objek yang ia pikirkan. Pola pikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda. 
c.    ERIKSON ( PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL )
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya. Perkembangan Psikososial :
1.      Trust vs. Misstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
2.      Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu–ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
3.      Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap raguragu, maka ia akan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
4.      Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
5.      Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan– harapan kelompoknya dan dorongan yang semakin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berpikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya.
6.      Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
7.      Generativy vs self absorbtion ( dewasa tengah )
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahaptahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.
8.      Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
d.     KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)
1.        Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku anak. Penilaian terhadap perilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh perilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapan–harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.
2.        Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak manis.
3.      Purna Konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
e.    HURLOCK (PERKEMBANGAN EMOSI)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan.

C. ASPEK-ASPEK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Dari porses perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek yaitu :
Ø  Aspek biologis merupakan perkembangan pada fisik individu, contohnya: bertambahnya berat badan dan tinggi badan yang tentunya dapat kita ukur.  
Ø  Aspek kognitif meliputi perubahan kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini merupakan perubahan dalam proses pemikiran yang merupakan hasil dari lingkungan sekitar. salah satunya yaitu anak mampu menyelesaikan soal matematika. 
Ø  Aspek psikososial dapat diartikan bahwa aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan orang lain. Dengan demikian aspek psikososial merupakan aspek perkembangan individu dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut yaitu aspek biologis (fisik), aspek kognitif (pemikiran), dan aspek psikososial (hubungan dengan masyarakat) semuanya saling mempengaruhi sehingga apabila pada suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya.
Jenis-jenis Perubahan Dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan itu dapat dibagi dalam empat kategori utama, yaitu:
o   Perubahan dalam Ukuran Perubahan dapat berupa pertambahan ukuran panjang atau tinggi berat badan, diikuti perubahan organ-organ lain yang mengalami perubahan ukuran, antara lain perubahan volume otak yang membawa akibat terjadinya perubahan kemampuan.
o    Perubahan dalam perbandingan Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan operasioanl antara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Perubahan proposional juga terjadi pada perkembanagn mental. Perbandingan antara yang rill, yang khayal dengan hal-hal yang rasional semakin lama semakin besar.
o   Berubah untuk mengganti hal-hal yang lama Misalnya, pada bayi terdapat kalenjer buntu yang disebut tymus pada daerah dada yang sedikit demi sedikit mengalami penyusutan dan akan hilang setelah dewasa.
o   Berubah untuk memperoleh hal-hal baru Misalnya dilihat dari segi mental, seseorang akan bertambah perbendaharaan kata dan bahasanya ketika mengalami pertambahan usia. Nilai dan norma juga semakin meningkat.

D. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
Hurlock (1997: 29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi:
1.      Perkembangan Melibatkan Adanya Perubahan  Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
2.      Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Perkembangan Selanjutnya  Perkembangan merupakan proses continue, dimana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu kesalahan ataupun gangguan pada perkembangan awal akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan berikutnya.
3.      Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar  Kematangan merupakan hasil perkembangan melalui tahapan-tahapan yang kompleks dan saling terkait dari tahapan-tahapan awal ke tahapan-tahapan selanjutnya. Perkembangan merupakan hasil belajar mengartikan bahwa perkembangan diperoleh melalui usaha sadar dan latihan. 
E.HUKUM-HUKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya. Di samping itu tcrdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan sifat-sifat individualnya. Pola-pola ini mempunyai arti yang universal yang bisa berlaku di mana-mana. Pola kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk mengenal ciri perkembangan anak-anak, misalnya anak-anak di Amerika, anak-anak di Asia, dan juga bagi anak-anak di Indonesia. Itu semua karena ciri dan sifatnya yang universal. Lingkungan dan latar belakang kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan bangsa itu, dan dengan demikian, akan terjadi atau terbentuk karakteristik-karakteristik yang menjadi pola khusus bangsa yang bersangkutan. Di antara pola-pola khusus itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat perbedaan-perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan lebih jelas apabila dibandingkan secara keseluruhan pribadi bangsa-bangsa itu.
Berdasarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan itulah diperoleh kecenderungan- kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum- hukum pertumbuhan dan perkembangan. Hukumhukum perkembangan itu antara lain:   
1.      Hukum Cephalocoudal 
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih "matang" daripada bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal, neonatal, rnaupun anakanak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini semakin besar. 
2.      Hukum Proximodistal 
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini tentu saja karena alatalat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal. Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, anggota-anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjarkelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja.
a.       Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi perkembangan  yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti yang dikemukakan oleh Werner. Anak akan lebih dulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru kemudian menggerakkan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya umum ke khusus. 
b.      Perkembangan Berlangsung dalam TahapanTahapan Perkembangan Pada setiap masa perkembangan terdapat ciriciri perkembangan yang berbeda dalam setiap fase perkembangan. Sebenarnya ciri-ciri perkembangan sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya, hanya saja terjadi dominasi pada cirri-ciri yang baru. Namun demikian ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.
3.      Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Setiap tahap perkembangan perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat. Akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula. Yang ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak. 
Dalam praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk  keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a.   Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu.
b.     Jika perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak yang lain pada masa perkembangan yang sama.
3. Pengertian  Kematangan
3.1. Pengertian Kematangan Secara Etimologis
Kematangan berasal dari kata matang yang berarti masak.
3.2. Pengertian Kematangan Secara Termitologis
Kematangan adalah perubahan yang relative permanen, terjadi karena hasil proses biologis, terlepas dari factor lingkungan yang mempengaruhinya,perubahan yang tidak direncanakan dan terjadi pada setiap orang.
3.3. Menurut Para Ahli
·         Davidoff (1988) : menunjukkan pada munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan syaraf.
·         C.P.Chaplin (2002) : proses mencapai kemasakan/usia masak yang dianggap berasal dari keturunan.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
·          Persamaan: Keduanya merupakan proses perubahan progresif. Maksudnya berjalan secara bersamaan. Dan bersifat maju, meningkat dan menjadi lebih baik.
·          Perbedaannya: 
ü   Sifat perubahan:  Pada pertumbuhan perubahan bersifat kuantitatif sedangkan pada  perkembangan perubahan bersifat kualitatif fungsional.
ü   Aspek yang berubah:  Pada pertumbuhan yang berubah adalah aspek fisik saja, sedangkan pada perkembangan aspek yang berubah adalah aspek fisik dan psikis.
HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ü   Perkembangan tidak terpisahkan dari pertumbuhan
ü   Perkembangan terjadi bersamaan atau setelah terjadinya proses pertumbuhan.
ü   Perkembangan terjadi dengan baik jika didukung oleh pertumbuhan yang normal
 Perbedaan dn persamaan Pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan
 perkembangan
pertumbuhan
kematangan
Sepanjang hayat
Memiliki titik akhir
Biologis
Kuantitatif & kualitatif
kuantitatif
Kuantitatif
Interaksi antara ketiganya
Tidak direncanakan
Tidak direncanakan
Memiliki titik optimum
Memiliki titik maksimum
Menghilang setelah waktu periode

Maka dapat kita simpulkan bahwa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan terletak pada sifat yang berlangsung pada kedua proses tersebut dalam hal ini oertumbuhan bersifat kuantitatif sedangkan perkembangan merupakan proses yang lebih kompleks meliputi kuantitatif dan kualiatatif. Serta dapat kita tarik kesimpulan bahwa pertumbuhan merupak salah satu bagian dari proses perkembangan, karena proses pertumbuhan individu mengikuti proses perkembangan yang bersifat kualitatif.
Kematangan seseorang meruapakan salah satu bagian dari proses perkembangan individu, perkembangan akan senantiasa diikuti oleh kematangan secara bertahap dan menjadi kompleksitas dalam proses pematangan itu sendiri.
Jadi intinya pertumbuhan,perkembangan dan kematangan itu akan berjalan beriringan.
Sumber :
Jurnal-m-syamsussabri-e1a0120222.pdf,PERKEMB._PESERTA_DDIK.pdf

No comments:

Post a Comment